GridOto.com – Kecelakaan maut yang melibatkan tiga kendaraan terjadi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek atau Japek KM 58 pada Senin pagi (8/4/2024) sekitar pukul 7.04 WIB. Terkait kronologi kejadian, hingga kini belum ada keterangan resmi yang dirilis oleh pihak kepolisian.
Namun diduga kecelakaan berawal dari Daihatsu Gran Max yang oleng ketika melintasi jalur contraflow yang memang dibuka untuk mengurai kemacetan arus mudik Lebaran 2024.
Alhasil Gran Max menabrak dua kendaraan yang datang dari arah Cikampek, yaitu satu unit Daihatsu Terios dan sebuah bus.
Setelah menabrak, Daihatsu Gran Max dan Terios yang terlibat kecelakaan pun terbakar hingga habis dilalap api.
Melihat kecelakaan semacam itu, sikap apa yang harus diambil oleh pengendara lain yang kebetulan sedang melintas di tempat kejadian perkara (TKP)?
Andry Berlianto, Instruktur dan Program Development Global Defensive Driving Consulting (GDDC) mengatakan, hal utama yang harus dilakukan pengemudi lain yang kebetulan melintas saat terjadi kecelakaan adalah bersikap tenang.
“Jika memang berniat membantu dan dibekali kemampuan penanganan kecelakaan, misalnya menjadi petugas medis atau petugas keamanan bisa langsung mengambil sikap dengan tetap pada SOP penanganan yang sudah dimiliki atau dikuasai,” ujarnya kepada GridOto.com, Senin (8/4/2024).
Selain itu, pengendara lain yang melintas juga dapat berinisiatif untuk melakukan memadamkan api menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) yang tersedia di kendaraan.
Hal ini tentunya untuk meminimalisir terjadinya kebakaran dan korban jiwa yang semakin bertambah.
Jika tidak ada, bisa dengan usaha meminta bantuan dari kendaraan lain yang sudah memiliki APAR tersebut.
“Pada video yang beredar tidak tampak adanya usaha pemadaman, asumsinya banyak kendaraan belum menyediakan APAR atau mungkin masih banyak yang belum dibekali kemampuan dasar penanganan api?,” jelas Andry.
Jika memang tidak punya kemampuan yang disebutkan di atas, secara aktif bisa langsung meminta bantuan via telepon ke petugas jalan tol atau ambulans agar segera menuju TKP.
Lebih lanjut Andry menyarankan, kalau memang tidak benar-benar bisa dan tidak mau membantu ada baiknya segera meninggalkan TKP agar jalur tidak terlanjur terhambat karena macet panjang.
“Mari tumbuhkan empati dengan bergerak membantu atau menggunakan ilmu pengetahuan sebagai pengemudi dalam penanganan darurat. Karena bagaimanapun seorang pengemudi harus dibekali kemampuan menangani ragam situasi berbahaya,” pungkas Andry.